Tulisan ini, secara esensial, terbagi dalam tiga bagian. Bagian paling awal mencoba menengok masa lalu KPK, masa awal-awal KPK berdiri dan perjalanannya selama empat tahun pertama. Masa itu dinilai sebagai masa kritikal, karena menjadi penentu mati hidupnya organisasi yang baru berdiri dan sekaligus juga sebagai penentu perjalanan organisasi pada masa sesudahnya. KPK jeli untuk memilih strategi, bertahan dan juga sekaligus menyerang. Kepemimpinan KPK ketika itu tidak berlebihan jika dikatakan lebih memilih untuk meletakkan manajemen pada posisi terpenting dengan tidak melupakan proses pertumbuhan organaisasi. Pada masa ini nilai-nilai organisasi mulai terbentuk. Stabilitas dan pertumbuhan organisasi diletakkan dalam porsi yang kurang lebih proporsional. Organisasi terkendali dan siap tumbuh: lilin mulai menyala menerangi sekitarnya.
Bagian kedua mencoba menjelaskan periode setelah empat tahun pertama sampai dengan tahuntahun kekinian (akhir tahun 2013 dan awal 2014). Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa periode yang relatif panjang ini boleh disebut sebagai tahun pertumbuhan akseleratif, yang diraih setelah berhasil melewati masaketidakpastian dan ketidakstabilan organisasi. KPK, tidak keliru kalau dikatakan, terlihat berkembang dengan pesat dan sekaligus berhasil membangun reputasi nasional dan internasional yang memadai – lebih dari sekedar cukup – sekalipun secara manajemen sepertinya terlihat agak kurang rapi. Kalau misalnya ada yang menyatakan bahwa kini KPK berada dalam salah satu titik puncak prestasi, maka boleh jadi penilaian itu tidak berlebihan. Pertumbuhan organisasi mendapatkan porsi perhatian, dengan sedikit melupakan keseimbangan organisasi. Pertumbuhan akseleratif tercapai, dengan kadang-kadang ada gangguan keseimbangan.
Bagian ketiga hendak melihat apa yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang, sejak akhir tahun 2014 sampai dengan empat atau lima tahun yang akan datang. Kurang lebih satu setengah tahun lagi KPK memliki kepemimpinan baru. KPK tetap saja tidak dapat memilih untuk mengurangi capaian kinerja yang selama ini telah diraih. Rasanya sedikit menurunkan kinerja bukan pilihan yang mudah, tetapi capaian itu perlu diikuti dengan stabilitas organisasi yang lebih terjaga.
Kepemimpinan yang diperlukan tidak saja diharapakan mampu menjaga raihan prestasi tetapi juga mengendalikan organisasi. Tidak kalah pentingnya ada kebutuhan untuk membangun relasi yang lebih baik dengan sebagian pemangku kepentingan, yang selama ini sepertinya terlupakan. KPK perlu kembali memberikan porsi yang lebih proporsional antara stabilitas organisasi dan capaian kinerja yang terus tumbuh: dinamika dalam stabilitas.