Mendahulukan Rasa Syukur, Kajian Tendik 2 Mingguan bersama MAS Kinady
Tamansiswa (webnewsfh) Sebagaimana biasa setiap hari Selasa dua pecan sekali Tenaga Kependidikan Fakultas Hukum UII selenggarakan siraman rohani berupa pengajian rutin, Pengajian diawali dengan tadarus bersama surat Al’Anam ayat 51 sd 56 dilanjutkan dengan belajar bersama saling ingat mengingatkan diantara tendik dalam ber amar makruf nahi mungkar, Untuk Jadwal penceramah Selasa (2/12/2019) kali ini adalah MAS Kinady. (Kepala Divisi Akademik FH UII) dengan mengambil tema “Menanamkan Rasa Syukur pada diri sendiri”. Upaya menanamkan rasa syukur kepada Alloh SWT merupakan sebuah keharusan bagi muslim dan muslimah begitu papar Mas Sate (panggilan akrabnya di kalangan Tendik FH), Kang Sate menjelaskan bahwa sebagaimana yang tersurat di dalam Surat Al Maidah ayat 27;
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Yang artinya “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”.
Diceritakan bahwa pasangan Adam as dan Hawa setiap kelahiran dikarunia dua anak kembar berpasangan laki-laki dan perempuan. Dan Allah SWT memerintahkan untuk menikahkan silang dengan putra-putri kelahiran berikutnya. Qabil adalah putra yang lahir bersama dengan anak wanita yang berparas cantik menawan, sedangkan Habil lahir bersama saudari kembarnya yang berparas kurang menarik. Qabil tidak mau menerima putusan tersebut dan tetap menginginkan saudara kembarnya menjadi istri.
Kemudian Allah SWT memerintahkan keduanya untuk memberikan pengorbanan kepada Alloh SWT, Habil seorang peternak kemudian memberikan qurban berupa hewan ternak yang gemuk yang paling dia sukai, sedangkan Qabil sebagai seorang petani hanya mengorbankan seikat hasil panen yang kurang baik. Wal hasil Alloh SWT menerima pengorbanan Habil atas keikhlasan dan berserahdirinya kepada Alloh SWT. Karena itu, Qabil iri terhadap saudaranya, dan berkata, ”aku akan benar-benar membunuhmu”. Kemudian habil menjawab, ”sesungguhnya Allah hanya mau menerima dari orang-orang yang takut kepadaNYa.”
لَئِنۢ بَسَطتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقۡتُلَنِي مَآ أَنَا۠ بِبَاسِطٖ يَدِيَ إِلَيۡكَ لِأَقۡتُلَكَۖ إِنِّيٓ أَخَافُ ٱللَّهَ رَبَّ ٱلۡعَٰلَمِينَ
”Sungguh, jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam.” -Surat Al-Ma’idah, Ayat 28
Kelanjutan dari pernyataan Qabil kepada habil dijawab dengan tegas bahwa Habil tidak akan membalas perlakuan yang dilakukan Qabil. Karena ketaatannya kepada Alloh SWT dan tidak mau berbuat mungkar.
وَلَا تَتَمَنَّوۡاْ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعۡضَكُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖۚ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٞ مِّمَّا ٱكۡتَسَبُواْۖ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٞ مِّمَّا ٱكۡتَسَبۡنَۚ وَسۡـَٔلُواْ ٱللَّهَ مِن فَضۡلِهِۦٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٗا
Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
-Surat An-Nisa’, Ayat 32
Pada puncaknya Allah SWT mengingatkan kepada kita semua untuk iri hati, apalagi sampai menuju kepada dengki. Sifat tidak suka dengan kebahagiaan orang lain atas rizky, prestasi kerja, dan berbagai keberhasilan yang diraih orang lain harus kita buang jauh-jauh. Apalagi apabila kita mempunyai rasa dengki yang kemudina menyebabkan kita hasut dan berusaha mencelakai, atau setidaknya menghambat orang yang tidak diinginkan tersebut semakin menjerumuskan kita ke dalam dunia kehinaan. Hati kita tidak akan tentram selama masih mempunyai sifat iri dan dengki. Maka sebaiknyalah kita buang dan bersihkan sifat iri dan dengki agar hidup kita menjadi tentram dan penuh keberkahan dari Allah SWT.
Setiap manusia mempunyai keberuntungannya sendiri, telah ditetapkan oleh Allah SWT rizky, usia, dan jodoh. Tiga hal yang sudah melekat erat tersebut tidaklah akan tertukar kepada orang lain. sehingga kita tidak perlu resah dan risau dengan apa yang kita miliki ataupun apa yang dimiliki oleh orang lain. Semakin bersyukur kepada apa yang sudah dibeirkan Alloh SWT maka akan semakin nyaman kehidupan kita. Janji Allah SWT bahwa Dia akan menambah kenikmatan orang yang bersyukur namun sebaliknya Dia juga akan memberikan azab bagi hamba-Nya yang tidak bisa bersyukur.
Ciri-ciri orang yang tidak bersyukur adalah dia selalu merasa kurang dengan apa yang Allah beri kepadanya, selalu merasa bahwa Allah tidak adil dalam membagikan rezeki dan lain-lain. Sifat seperti ini hendaknya kita hindari sebisa mungkin, karena apapun yang terjadi pada kita Allah, demikian Kang Sate mengahiri tausyiahnya dihadapan 100 an tendik se Fakultas Hukum UII Yogyakarta tepat pukul 09.00 di Ruang Sidang Utama Lantai 3 Jl Tamansiswa 158 Yogyakarta(sr)