LEM FH UII Gelar Seminar Pemberdayaan Perempuan 2024
[KALIURANG]; Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Fakultas Hukum (FH) Universitas Islam Indonesia (UII) melalui Departemen Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) melangsungkan Seminar Pemberdayaan Perempuan 2024 dengan mengangkat tema “Empowerment Female Future: Intellectual Value and Opportunity” pada Senin (25/11) di Auditorium Lantai 4 FH UII. Acara ini menghadirkan Sherly Annavita Rahmi, S.Sos., M. SIPh., selaku motivator sekaligus content creator, sebagai narasumber.
Dalam wawancaranya, Ketua Pelaksana Seminar Pemberdayaan Perempuan 2024, Ladita Livti, mengungkapkan latar belakang dilaksanakannya acara ini adalah karena pada masa kini telah banyak perempuan yang menyuarakan aspirasinya, tetapi aspirasi mereka terkungkung di dalam stigma di masyarakat yang meremehkan bahkan menghalangi ruang gerak perempuan. “Seminar Pemberdayaan Perempuan ini bukan kali pertama diadakan. Saya harap dengan adanya Seminar Pemberdayaan Perempuan ini dapat merubah stigma masyarakat dan membuat perempuan-perempuan ini lebih percaya diri atas kemampuan yang mereka miliki,” ujar Ladita.
Berdasarkan latar belakang tersebut, lahirlah tema “Empowerment Female Future: Intellectual Value and Opportunity” dengan maksud agar Seminar Pemberdayaan Perempuan 2024 dapat menjadi wadah yang tidak hanya bagi perempuan tetapi juga bagi laki-laki untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. Mengutip pendapat Margaret Thatcher, Ladita menyampaikan bahwa segala hal yang kita lakukan, ucapkan, dan kebiasaan itu lahir dari pola pikir kita sehingga perlu ditanamkannya intellectual value agar para perempuan lebih berani untuk mengambil peluang tanpa terpengaruh stigma masyarakat yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
Dalam sesi penyampaian materi yang inspiratif, Sherly Annavita selaku pemateri dipandu oleh Zainab Fahira Nurfitria Ba’abud selaku moderator. “Tentu saya merasa terhormat dapat memandu diskusi dimana Kak Sherly menyampaikan materi dan pengalaman yang dapat mendorong perubahan serta pemberdayaan perempuan di berbagai bidang. Saya juga sangat mengapresiasi antusiasme peserta yang aktif bertanya dan berbagi pandangan,” ujar Fahira saat diwawancarai.
Melalui materinya, Sherly tidak memungkiri adanya stigma-stigma masyarakat yang kurang menguntungkan bagi perempuan. Namun, ia menekankan pentingnya perempuan untuk membangun nilai diri dan personal branding yang kuat. Menurut Sherly, perempuan memang seringkali diremehkan, terutama ketika berada di forum yang didominasi oleh laki-laki. Daripada melihatnya sebagai sebuah hambatan, Sherly berpendapat bahwa justru hal itu dapat menjadi tantangan untuk menunjukkan bahwa perempuan memang layak dihormati dan dihargai perannya.
Sherly juga menyoroti tentang peran perempuan di era media sosial yang serba cepat, ia mengingatkan bahwa rasanya salah apabila perempuan merasa tidak didengarkan. Di samping itu, perempuan sejatinya memiliki peran yang tidak tergantikan, seperti yang tercermin dalam konsep madrasatul ula. Perempuan merupakan akar dari generasi sehingga jika kita ingin melenyapkan suatu generasi maka lenyapkanlah perempuan terlebih dahulu. Tak lupa, Sherly juga mengajak perempuan masa kini untuk menjadi progresif dan memanfaatkan peluang yang ada demi mempersiapkan masa depan.
Atas terselenggaranya Seminar Pemberdayaan Perempuan, Ladita turut mengucapkan terima kasih kepada LEM FH UII, seluruh panitia audiens, dan narasumber atas bantuan maupun partisipasi yang luar biasa. “Saya harap melalui Seminar Pemberdayaan Perempuan ini dapat menjembatani teman-teman panitia dan audiens untuk melanjutkan apa yang sudah dibangun dan dimiliki. Saya harap Seminar Pemberdayaan Perempuan tahun depan dapat berjalan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya,” pungkas Ladita.