PRINSIP TRANSENDENTAL

Pada Perkawinan dan Pencatatan Antar Umat Beragama dan Pemeluk Kepercayaan di Indonesia

Judul

Prinsip Transendental Pada Perkawinan dan Pencatatan Antar Umat Beragama dan Pemeluk Kepercayaan di Indonesia

Penulis

Halaman

xxiv+346 hlm

Penerbit: FH UII Press

ISBN: Dalam Proses

Keterangan

Halaman
xxiv+346 hlm
Penerbit
FH UII Press
Jl. Kaliurang KM. 14,5 Sleman Yogyakarta 55584
Phone: 089506351728
e-mail: [email protected]

Sinopsis

Alhamdulillah, puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi karena dengan limpahan dan barokah-Nya, tulisan ikhtisar Buku dengan judul “Prinsip Transendental Sebagai Bentuk Keadilan Pada Perkawinan dan Pencatatan Antar Umat Beragama dan Pemeluk Kepercayaan di Indonesia” dapat selesai dan diterbitkan dengan baik. Buku referensi merupakan lanjutan dan pengembangan dari karya disertasi yang telah berhasil dipertahankan pada ujian yang beberapa kajiannya  menguraikan tentang penggunaan nilai transendental pada perkawinan di Indonesia sebagai kajian utamanya. Kemudian untuk mengembangkan nilai transendental tersebut, diulas dengan analisa yang baik bagaimana nilai transendental tersebut berjalan dan diaplikasikan pada perkawinan di negara Indonesia dari filosofis, penerapan, hingga praktik pencatatan perkawinan.

Daftar Isi

Motto ……………………………………………………………….. v

Kata Pengantar …………………………………………………… vii

Daftar Isi ……………………………………………………….….. xi

Daftar Peraturan Perundang-undangan ………………………. xv

Daftar Putusan dan Penetapan Pengadilan ………………….. xix

Daftar Tabel  …………………………………………………… xxiii

Bab 1

:

Pendahuluan

Bab 2

:

Prinsip Transendental Pada Perkawinan dan Pencatatan Perkawinan Antar Umat Beragama dan/atau Penghayat Kepercayaan di Indonesia yang Berkeadilan

 

 

A.  Hakikat Keadilan pada Perkawinan ………… 13

1.       Teori Keadilan Sebagai Landasan dalam Perkawinan di Indonesia …………………. 13

2.       Hubungan Antara Keadilan dan Nilai Transendental Pada Perkawinan di Indonesia …………………………………… 31

 

 

B.   Aspek Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Perkawinan dan Pencatatan bagi Umat Beragama dan Penghayat Kepercayaan …….. 41

 

 

C.   Prinsip Transendental dalam Falsafah Pancasila Pada Perkawinan di Indonesia ………………. 53

 

 

D.  Fungsi Prinsip Transendental Pada Perkawinan di Indonesia bagi Umat Beragama dan Penghayat Kepercayaan ………………………. 64

1.       Prinsip Transendental Berdasarkan Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa ………………. 64

2.       Hukum Perkawinan di Indonesia Mempunyai Norma dengan Karakteristik Transendental Sejak Awal Dirumuskan … 72

 

 

E.   Ratio Legis Penormaan dengan Prinsip Transendental yang Ada Pada Perkawinan Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan di

Indonesia ……………………………………….. 86

1.       Hukum Perkawinan di Masa Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Islam …………… 88

2.       Hukum Perkawinan di Masa Sebelum Kemerdekaan Pada Masa Penjajahan …… 92

3.       Hukum Perkawinan di Masa Orde

Lama ………………………………………… 98

4.       Hukum Perkawinan di Masa Orde

Baru ………………………………………… 104

5.       Hukum Perkawinan di Masa Reformasi Hingga Saat Ini …………………………… 109

 

 

F.    Hubungan Suatu Sahnya Perkawinan di Indonesia Antara Prinsip Transendental dan Prinsip Pencatatan ……………………………. 116

1.       Penggunaan Agama dan Kepercayaan Sebagai Syarat Sah Perkawinan ………… 117

2.       Prinsip Pencatatan Perkawinan ………… 121

3.       Transformasi Tujuan Pencatatan Perkawinan di Indonesia Bernilai Kepastian Hukum, Perlindungan Hukum, dan Peristiwa Penting ………………………… 124

 

 

G.  Perbandingan Karakteristik Keabsahan Perkawinan Pada Negara-Negara dengan Karakteristik Agama Pada Negara Mesir, Turki, dan Singapura ………………………………… 134

1.       Sahnya Perkawinan di Negara Mesir ….. 134

2.       Sahnya Perkawinan di Negara Turki ….. 140

3.       Sahnya Perkawinan di Negara

Singapura …………………………………. 147

Bab 3

:

Pelaksanaan Prinsip Transendental Pada Permohonan Penetapan Perkawinan Antar Umat Beragama dan/atau Penghayat Kepercayaan di Indonesia

 

 

A.  Fungsi Pengadilan dalam Pengesahan dan Pemberian Izin Perkawinan Sebagai Bentuk Kepastian Hukum di Indonesia …………….. 159

 

 

B.   Ratio Decidendi Putusan Mahkamah Konstitusi yang Memberikan Ruang Terjadinya Perkawinan Antar Umat Beda Kepercayaan Semakin Luas di Indonesia ………………………… 181

1.       Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 97/PUU/XIV/2016 Membuka Penghayat Kepercayaan Sebagai Subyek Pelaku Perkawinan …………………………………………. 181

2.       Nilai Kemaslahatan Pada Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 97/PUU/XIV/2016 ……………………………… 193

 

 

C.   Karakteristik Pertimbangan Hakim Pada Penetapan-penetapan Perkawinan oleh Hakim di Pengadilan …………………………………………….. 207

1.       Prinsip Keadilan Hukum oleh Hakim ….. 209

2.       Penetapan Perkawinan Antar Umat Beda Kepercayaan di Indonesia ……………………. 222

3.       Penetapan Pengadilan terkait Perkawinan Antar Umat yang Beragama (Interrelligious Marriage) ………………………………………………. 225

4.       Penetapan Pengadilan terkait Perkawinan Penghayat Kepercayaan dan Perkawinan Antar Umat Beragama dengan Penghayat Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa (Interfaith Marriage) ………………………………. 258

D.  Penetapan Perkawinan Terhadap Umat Beragama dan Penghayat Kepercayaan: Interpretasi Adanya Kekosongan Hukum dan Batasan Kewenangan Pasal 35 Huruf (a) Undang-undang Administrasi

Kependudukan ………………………………………….. 271

1.       Hakim Menginterpretasi Kekosongan Hukum Pada Pertimbangan Perkawinan Antara Umat Beragama dan Penghayat Kepercayaan ………………………………………… 271

2.       Batasan Kewenangan Hakim dalam Menerapkan Pasal 35 Huruf (a) Undang-Undang Administrasi Kependudukan Pada Perkawinan Antar Umat Beragama dan/ atau Penghayat Kepercayaan ……………….. 288

E.   Penerapan Prinsip Hakim Aktif dalam Menggali Kebenaran Materiil Demi Menegakkan Prinsip Transendental dalam Mengadili Permohonan Penetapan Perkawinan yang Sesuai dengan Prinsip Undang-undang Perkawinan ……….. 294

Bab 4

:

Penutup

 

 

A.  Kesimpulan …………………………………… 309

 

 

B.   Saran …………………………………………… 311

Daftar Pustaka …………………………………………………… 313

Biodata Penulis …………………………………………………. 343