Tabligh Akbar Bersama Kadam Sidik: LEM FH UII Gelar Momentum Spiritual untuk Meningkatkan Nilai Keislaman Mahasiswa
[KALIURANG]; Dalam suasana keilmuan, Departemen Dakwah Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Fakultas Hukum (FH) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Tabligh Akbar 2024 pada Kamis (31/10) di Masjid Ulil Albab yang terletak di Kampus Terpadu UII. Acara ini mengangkat tema “Muda Cemerlang Senja Gemilang Meneladani Akhlak Rasulullah di Era Society 5.0 Guna Menjadi Insan Ulil Albab” dengan mengundang Kadam Sidik sebagai pemateri. Tabligh Akbar ini terbuka untuk umum dan dihadiri oleh berbagai kalangan.
Dalam sambutannya, Manfred Abel Alberi, selaku Ketua Umum LEM FH UII Periode 2023/2024, mengungkapkan, “tema (Tabligh Akbar) ini menggambarkan perjalanan hidup seseorang dari masa muda hingga masa tuanya yang penuh dengan kesuksesan dan keberhasilan, seperti Rasulullah SAW, yang meninggalkan jejak positif bagi kita.” Selaras dengan hal tersebut, Alvin Daun, selaku Ketua Umum DPM FH UII Periode 2023/2024 juga menyampaikan, “semoga materi hari ini dapat menjadikan teman-teman semuanya yang hadir ini tercerahkan dan dapat menjadi refleksi hidup yang lebih berarti.”
Sambutan terakhir disampaikan oleh Drs. Agus Triyanta, M.A., M.H., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan, dan Alumni FH UII. Dalam sambutannya, ia menghaturkan apresiasi atas terselenggaranya Tabligh Akbar ini. “Nabi Muhammad yang menjadi tema untuk diteladani pada sore hari ini memang tidak terbantahkan merupakan manusia terbaik sepanjang zaman. Michael Hart, seorang ahli sejarah dari Amerika, puluhan tahun yang lalu menulis sebuah karya tentang 100 orang paling berpengaruh dalam sejarah dunia, nomor satunya adalah Nabi Muhammad.”
Acara Tabligh Akbar yang penuh hikmah dan inspirasi ini dipandu oleh Muhammad Irfan Dhiaulhaq selaku moderator. Mengawali materinya, Kadam Sidik menyampaikan tentang akar dari kemunduran umat Islam adalah romantisasi kesuksesan generasi masa lalu. “Sebelum kita tahu apa yang harus kita lakukan, kita harus tahu letak masalah pada diri kita itu ada dimana,” jelas Kadam. Menurut Kadam, letak masalah masyarakat pada masa kini adalah latah dan malas.
Kadam menyoroti penyebab latah adalah karena dalam diri seseorang terdapat rasa takut ditolak maupun rasa ingin mendapatkan validasi dari banyak orang. Mengutip hadis Nabi Muhammad SAW, Kadam menegaskan bahwa latah dilarang oleh Nabi, sementara berprinsip adalah hal yang diperintahkan. “Latah ini, kalau semisal temen-temen belum bisa mengatasi secara seratus persen, temen-temen bisa mengatasi dengan satu hal, yaitu dengan memperbaiki circle pertemanan. Kalau udah tau dasar diri kita latah, suka ikut-ikutan orang, suka ikut-ikutan temen, berarti yang perlu dicari adalah temen yang bener,” tutur Kadam.
Adapun budaya malas, Kadam menggarisbawahi terkadang kita lupa bahwasannya rasa malas itu buruk. Sebagai Muslim, sudah sepatutnya kita memiliki target dalam menjalani hidup agar kita dapat menjadi orang yang bermanfaat. Kadam mengajak hadirin Tabligh Akbar untuk bangkit dari rasa malas dengan cara meningkatkan literasi. Sebagaimana firman pertama yang Allah SWT turunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk membaca. “Islam bangkit dengan kata iqra’, maka jangan pernah berharap kebangkitan itu datang jika iqra’ itu ditinggalkan,” ujar Kadam. Melalui iqra’, seorang manusia mendapat banyak pengetahuan bahkan generasi masa lalu dapat menaklukan dunia.
Kadam membagikan tips kepada peserta mengenai cara agar dapat menghilangkan rasa malas dan cara agar dapat menumbuhkan kebiasaan membaca, yaitu dengan cara membaca buku selama 5 menit di jam yang sama selama 40 hari. “Lakukan itu terus menerus. InsyaAllah temen-temen nanti kalau sudah jatuh cinta dengan pengetahuan, sudah jatuh cinta dengan literasi, dan selalu seneng liat kertas dengan tulisan, saya ga bohong, kalian akan melihat dunia ini dengan perspektif yang berbeda.”
Di samping itu, Kadam juga mendorong hadirin untuk salat fardhu tepat waktu. “Penyakitnya orang yang mau berubah untuk menjadi lebih baik adalah terburu-buru,” ungkap Kadam. Dalam pemaparannya yang inspiratif itu, ia mengingatkan hadirin untuk berubah melalui hal yang paling sederhana agar tercapai konsistensi dan mencegah rasa terbebani atas kebiasaan baru tersebut. “Ketika temen-temen berusaha mengubah habit baru memang begitu. Susahnya minta ampun. Tapi kita sebagai manusia, sebagai Muslim lebih tepatnya, kita harus melawan nafsu kita, kita harus belajar mengendalikan habit kita,” pungkas Kadam menutup sesi penyampaian materi.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang disambut antusias oleh para peserta Tabligh Akbar. Kemudian, acara diakhiri dengan doa bersama sekaligus penyerahan cenderamata dari panitia kepada Kadam Sidik.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!