,

Mahasiswa Australia Belajar Prosedur Beracara di Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung kembali menjadi tujuan tur akademik, kali ini sejumlah 20 mahasiswa internasional beserta dosen pendamping dari Western Sydney University Law School dan Deakin University Law School Australia berksempatan mengunjungi Mahkamah Agung (MA) Jakarta Pusat pada Selasa (28/11) pagi. Lucia Ridayanti, S.H., M.H. selaku salah satu Hakim di MA menerima dengan baik kunjungan tersebut di Ruang Rapat Panitera Mahkamah Agung, Gedung MA, Jakarta. 

Dalam hal ini, Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia bekerjasama dengan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Deakin University dan Western Sydney University dalam penyelenggaraan Study Tour bertajuk “Indonesia Law, Governance and Culture” Kunjungan yang merupakan salah satu agenda dari rangkaian study tour mahasiswa Australia ini memiliki tujuan untuk memperkenalkan dan memahami lebih jauh tentang sistem hukum dan tatanan penegak hukum di Indonesia.

Acara dimulai dengan penyampaian sambutan dari Dekan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Prof. Dr. Budi Agus Riswandi, S.H., M.Hum. “Para mahasiswa dari Australia ini sengaja datang ke Indonesia untuk belajar Hukum Indonesia. Selain belajar budaya mereka juga akan belajar kekhasan hukum Indonesia yang ditunjukkan adanya Hukum Adat, Hukum Islam, Pancasila, dan juga Konstitusi Indonesia.” pungkasnya didampingi oleh Dodik Setiawan Nur Heriyanto, S.H., M.H., LL.M., Ph.D Selaku Ketua Program Studi Hukum Program Sarjana, dan Dr. Aroma Elmina Martha, S.H., M.H. selaku Sekretaris Prodi Hukum Program Internasional.  “Kami sampaikan terima kasih kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia atas kesempatan dan penerimaan yang telah diberikan kepada kami”. Ujarnya menutup sambutan.

Pada kesempatan tersebut Lucia menyampaikan materi mengenai sejarah terbentuknya MA, fungsi dan wewenang MA, hingga struktur di Mahkamah Agung RI. “penyelesaian perkara di Indonesia saat ini tak lepas dari perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat membantu apalagi dengan hadirnya persidangan secara elektronik.” terangnya. Lucia juga memaparkan ragam pengadilan dibawah Mahkamah Agung RI, Satuan Kerja Peradilan di Indonesia, Kamar-kamar di MA, hingga adanya kebijakan pimpinan Mahkamah Agung salah satu diantaranya yaitu penunjukan majelis secara robotik. Di akhir pemaparan, Lucia beserta perwakilan hakim yang ikut serta hadir dalam acara kunjungan menyampaikan ungkapan apresiatif atas kunjungan mahasiswa internasional Australia “sepertinya ini pertama kali MA mendapat kunjungan dari mahasiswa internasional berjumlah sebanyak ini, kami tentu sangat senang” ungkapnya dalam sesi presentasi.

Kemudian penjelasan materi tersebut memancing pertanyaan dan diskusi dari John dan Reuben, mahasiswa dari Deakin University, terkait kegunaan AI pada proses pengadilan di Indonesia. AI adalah masa depan yang mana dalam pengaplikasiannya akan membantu proses pengadilan salah satunya dalam selection of judicial panels.

Turut hadir dan menemani Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM), sekaligus Wakil Dekan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN Jakarta) yakni Drg. Laifa Annisa Hendarmin, PhD. kemudian turut mendampingi mahasiswa Asing diantaranya Jeremy Kingsley, Associate Professor di Law School Western Sydney University. Dr Sven Gallasch dosen di Law School Deakin University. Jeremy berterimakasih terhadap semua pihak yang berperan merealisasikan agenda ini. menurutnya ini merupakan kesempatan yang jarang terjadi untuk mempelajari lebih jauh tatanan peradilan di Indonesia dengan berkunjung dan berkomunikasi secara langsung di Mahkamah Agung Republik Indonesia.