Berbekal Senyum Dapatkan Dua Kebahagiaan

Tamansiswa, 22 Februari 2017 Fakultas Hukum UII menyelenggarakan Pelatihan Budaya Etos Kerja Islam. Sebagai nara sumber menghadirkan Prof. Jamaludin Ancok, Ph.D. dengan peserta seluruh tenaga kependidikan FH UII. Sebagai Pakar Psikologi Prof. Jamaludin Ancok menyampaikan materi dalam 2,5 jam dari pukul 13.00 s.d 15.30 memberikan 6 prinsip memberikan hasil kerja semaksimal mungkin yang didasarkan kepada etos kerja.

Enam (6) konsep etos kerja Islami didasarkan kepada modal intelektual, modal emosional, modal sosial, modal ketabahan, modal etikal, modal kesehatan. Modal intelektual mempunyai arti pengetahuan yang dimiliki, keluasan wawasan, kemauan belajar sehingga mampu menjadi Elevator dan inovasi edison. Modal emosional diharapkan manusia mampu menjaga kestabilan emosi, empati pada orang lain, kemampuan memahi oranglain, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Modal ketabahan dapat dipastikan manusia mempunyai ketabahan dalam menghadapi kesulitan, daya juang untuk terus maju. Modal Sosial dapat dipastikan bahwa manusia mampu kemampuan bekerjasama dengan orang lain, membangun silaturahmi dan mempunyai membership, komunitas dan kawan yang banyak. Dengan modal etika maka manusia akan terkenal dengan semangat kejujuran, sejalannya perkataan dan perbuatan, dan amanah. Dan dengan modal kesehatan maka manusia akan sehat, tidak sakit, tidak mudah loyo, kekuatan fisik yang tinggi sehingga mampu menyelesaikan tugas mulia yang salah satunya adalah sebagai khalifah fil ard.

Pelatihan ini dibuka dan ditutup oleh Dekan Fakultas Hukum UII. Dalam sambutan beliau mendambakan tenaga kependidikan mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada stake holder. Memberikan pelayanan kepada mahasiswa dalam menempuh belajar dengan segala hal yang dibutuhkannya, memberikan pelayanan kepada dosen dan pimpinan terkait berbagai macam administraso serta memberikan dukungan kepada sesama tendik dalam menyelesaikan pekerjaan. Jika diibaratkan saat ini banyak perguruan tinggi dalam posisi kritis, dimana tidak setiap unit ideal berfungsi sebagaimana diharapkan. Oleh karena itu maka kemampuan bergotong royong saling membantu dan tidak terbatasi oleh garis-garis unit merupakan kunci awal untuk menemukan ujung benang yang kusut.