Mahasiswa FH UII Ikuti London International Model United Nations (LIMUN) di Inggris
LIMUN (London International Model United Nations) adalah acara tahunan LIMUN Foundation. Menyambut lebih dari 2500 delegasi ke ibukota kosmopolitan besar Inggris selama tiga hari dalam perdebatan intensif dan kegiatan sosial yang menarik. Edisi ke-20 London International Model United Nations (LIMUN) berlangsung selama 22 Februari – 24 Februari pada 2019. Peserta akan bertindak sebagai diplomat dari salah satu negara di dunia dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa dan diberikan kesempatan untuk mewakili negara tersebut di dalam council dengan cara menganalisis dan dalam debat formal tentang situasi dan isu-isu terkait negara preferensi. Delegasi akan memiliki perspektif kami sendiri sambil memecahkan masalah, berdiskusi dan menggabungkan pikiran untuk membuat solusi terbaik yang dapat memecahkan masalh-masalah global (yang menjadi topik di council terkait).
Ardya Syafhana merupakan satu-satunya mahasiswa fakultas hukum yang menjadi Official delegates dari universitas islam Indonesia terdiri dari 4 delegasi terbaik dan telah mengikuti serangkaian seleksi yaitu berupa seleksi administrasi, interview dan speech assessment, serta seleksi praktik. Keempat delegasi terpilih berdasarkan nilai yang paling tinggi dan mampu mengalahkan 25 delegasi lainnya dalam proses seleksi. Delegasi merupakan mahasiswa yang konsisten, mau bekerja keras dan belajar hal-hal baru, dan tentunya memiliki skill yang mumpuni untuk mengikuti ajang LIMUN 2019. Sebelum dikirim ke ajang LIMUN 2019, seluruh delegasi telah mengikuti sebanyak dua kali konferensi MUN yang diselenggarakan oleh berbagai institusi di Indonesia.
Tergabung dalam Specpol atau (Special Political and Decolonization Committee) Hana terpilih menjadi delegasi Negara Peru untuk membicarakan topic “Belt and Road Initiative – Addressing Concerns of ‘Recolonisation’ “terpilih menjadi topic yang akan didiskusikan kurang lebih 3 hari. Dalam sesi acara konferensi, Hana sebagai delegasi dari Peru menyampaikan pandangan Belt and Road Initiatives (BRI) sebagai sebuah peluang dan kebijakan ekonomi yang bias membantu perekonomian dunia.Tetapi semua itu tidak luput dari permasalahan yang muncul dari kebijakan Negara China tersebut.
Masalahnya yang kemudian diangkat adalah bagaimana China memberikan pinjaman Dana ke beberapa Negara dan pada akhirnya Negara tersebut tidak sanggup membayar kembali atau beberapa proyek pembangunan infrastruktur yang berhenti dan merugikan Negara tersebut. Kemudian mereka menyerahkan kewenangan atas fasilitas publik seperti pelabuhan dan markas militer sebagai imbalan. Peru yakin Negara tersebut mestinya telah mempertimbangkan kondisi mereka sebelum akhirnya bergabung pada kebijakan politik tersebut, jadi isu rekolonisasi tidak bisa dikaitkan dengan BRI dan sudah seharusnya Mitra tersebut melakukan kewajibannya dalam membayar hutang dan pengerjaan proyek infrastruktur. Konfrensi ditutup dengan pengadopsian Draft resolution blok China ,Rusia termasuk Peru yang berisi Kesimpulan konferensi dan solusi secara formal dengan format yang biasa digunakan PBB pada umumnya.LIMUN 2019 telah menghadiahkan tidak hanya sertifikat tapi juga pengalaman berharga bagi delegasi untuk berkomunikasi melintasi perbatasan budaya dan kebangsaan. Menggunakan pengetahuan, pengalaman dan hubungan mereka buat di LIMUN, diharapkan generasi berikutnya pemimpin dunia akan dilengkapi dengan kemampuan untuk menghadapi isu-isu global dengan semangat kerjasama.
Delegasi Indonesia Meraih Penghargaan 2nd Runner Up World Urban Meeting di Asia Pacific Youth Week 2019
Kabar membanggakan kembali terdengar dari rangkaian acara Asia Pacific Youth Week 2019 dimana salah satu mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia meraih penghargaan 2nd Runner Up World Urban Meeting. Shilvi Grisminarti, mahasiswi asal Bengkulu ini mengikuti konferensi internasional yang diselenggarakan di National Assembly Seoul, Korea Selatan pada tanggal 27 Februari sampai dengan 3 Maret 2019. Konferensi internasional ini diselenggarakan dengan tujuan untuk membahas bagaimana mengatasi tentangan terbesar masyarakat dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan untuk dunia yang lebih baik.
Program ini merupakan acara tahunan yang dilaksaanakan guna menciptakan pemberdayaan pemuda dengan menlayani mereka dalam sebuah platform untuk memperkuat dan memobilisasi pemuda dengan keterampilan dan peluang yang dibutuhkan untuk menjadi agen perubahan yang berdampak. Konferensi ini menghubungkan talenta muda terkemuka dunia dalam bidang pembangunan berkelanjutan, misi sosial, dan pertukaran budaya bersama dengan para professional dan praktisi terkemuka di berbagai bidang. Melalui diskusi, lokakarya pengembangan keterampilan, sesi jejaring, dan tantangan ideasi, delegasi muda mendapatkan pengetahuan, sumber daya, dan peluang yang mereka butuhkan untuk mengambil tindakan dan membangun proyek mereka sendiri dalam konferensi ini. Konferensi yang diadakan selama tiga hari ini diikuti oleh 120 delegasi dari 25 negara di dunia, diantaranya adalah United Kingdom, India, Cina, Liberia, Filipina, termasuk Indonesia dan beberapa negara lainnya.
Asia Pacific Youth Week 2019 memiliki rangkaian acara berupa kunjungan ke MBC Company yang dilanjutkan dengan acara World Urban Meeting. Pada agenda ini, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dari berbagai negara dan menceritakan bagaimana kasus di negaranya terkait tujuan pembangunan berkelanjutan dan dengan bersama-sama mencari solusinya dalam kelompok tersebut. Kelompok tersebut didampingi oleh Manager CSR dari 40 perusahaan di Seoul serta dua mahasiswa dari Universitas di Korea Selatan. Masing-masing kelompok harus mempresentasikan hasil pembahasannya di hadapan seluruh delegasi. Disinilah penghargaan 2nd Runner Up World Urban Meeting diperoleh kelompok Shilvi.
Tak hanya itu, konferensi ini juga mempunyai rangkaian acara International Youth Day yang diselenggarakan di National Assembly. Acara ini diisi oleh berbagai pembicara internasional salah satunya Marco Kmiya, perwakilan dari UN HABITAT yang datang langsung sari Kenya. Selain itu, terdapat juga kegiatan yang menampilkan budaya dari Korea Selatan.
Konferensi ini merupakan momen luar biasa yang dialami oleh Shilvi. Banyak sekali pembelajaran dan pengalaman baru yang didapatnya. “Jangan pernah menyerah untuk berjuang, berusaha dan berserah diri kepada Allah, semampu apapun kita hanya Allah yang memampukan jadi iringilah semua usaha dan perjuangan dengan doa dan tawakkal kepada Allah”, tuturnya ketika ditanyai oleh tim kami Sabtu, 9 Maret 2019.