Pengajian dan Buka Bersama Keluarga Besar FH UII
Tamsis, Jumat, 17 Mei 2019 pada pukul 16.00 WIB, diselenggarakan kegiatan Pengajian dan Buka Bersama Keluarga Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia yang diselenggarakan di Ruang Sidang Utama Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH UII).
Acara dihadiri oleh pimpinan FH UII, diantaranya adalah Dr. Abdul Jamil, S.H., M.H. selaku Dekan FH UII, Hanafi Amrani S.H., M.H., L.LM, Ph.D. selaku Wakil Dekan I, serta Dr. Drs. Muntoha, S.H., M.Ag. selaku Wakil Dekan III. Acara tersebut juga turut dihadiri oleh Guru Besar FH UII, diantaranya adalah Prof. Jawahir Thontowi, S.H., Ph.D., Prof. Dr. Rusli Muhammad, S.H., M.H., dan Prof. Dr. Ni’matul Huda, S.H., M.Hum. Tamu undangan yang turut hadir pada acara ini adalah dosen, civitas akademika, serta perwakilan lembaga kemahasiswaan seperti Takmir Al-Azhar, Dewan Perwakilan Mahasiswa FH UII, Lembaga Eksekutif Mahasiswa FH UII, dan Lembaga Pers Mahasiswa Keadilan.
Sebelum acara dimulai, terdapat agenda hiburan yang dibawakan oleh kelompok musik yang terdiri dari civitas akademika sebagai personilnya. Kelompok musik ini menunjukkan keterampilan bermusik dengan membawakan lagu Deen Assalam yang dipopulerkan oleh Sabyan. Lagu berikutnya yang juga ditampilkan berjudul Tobat Maksiat yang dipopulerkan oleh Wali.
Acara berikutnya adalah pembukaan yang dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran. Setelah itu Dekan FH UII memberikan sambutan, dimana salah satu pokok sambutannya adalah berterima kasih kepada seluruh tamu undangan yang telah hadir dan secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran Ustaz Drs. Saebani, M.A. selaku pemateri pada pengajian tersebut.
Memasuki salah satu agenda inti dari acara ini, Ustaz Saebani memberikan ceramah ringan yang sangat menggugah minat para tamu undangan yang berjudul “Gerakan Mengislamkan Orang Islam”. Beliau menyelipkan candaan-candaan yang dekat dengan kehidupan masyarakat dalam penyampaian materinya.
Ustaz Saebani memulai materi dengan pembawaan yang ringan, sebagaimana perkataannya yang mengatakan bahwa “Sekarang ini umat islam itu terbagi (menjadi) empat golongan. Pertama, betul-betul islam. Kedua, kebetulan islam. Ketiga, islam kurang betul. Terakhir, islam tidak betul. Ternyata yang paling banyak itu kategori keempat.” Beliau melanjutkan ceramah dengan menjelaskan bahwa yang terdapat di dalam penjara – berdasarkan pengalaman beliau – adalah pemeluk agama islam, mulai pencopet yang mencuri uang dengan jumlah sedikit hingga koruptor yang merampas uang senilai triliunan rupiah. Atas dasar hal tersebut, islam di Indonesia hanya ibarat buih yang tidak ada artinya. Sehingga, islam tidak bisa berkuasa sebagaimana yang diharapkan, karena memang keislaman masyarakat yang tidak betul (sempurna). Oleh karena itu, perlu ada gerakan mengislamkan orang islam.
Gerakan berikutnya adalah gerakan isti’adzah. Walaupun saat ini muslimin Indonesia berada dalam keadaan merdeka, namun sebenarnya masih terjajah oleh yang disebut Ustaz Saebani dengan 4F, yaitu Finansial, Food, Friksi, dan Fashion. “sekarang muncul wabah penyakit yang belum ditemukan obatnya. Penyakit mata. Namanya mata duitan. Penyakit ini menjalar dimana mana. Dampaknya, bangsa kita terjajah dan terpuruk oleh gerakan F yang pertama. Kita tidak sadar terjajah oleh itu”, ujar beliau. “F yang kedua adalah food, makanan. Makanan yang kita makan kebanyakan sudah tercampur zat kimiawi, zat pewarna, dan zat pengawet. Maka sekarang muncul penyakit bermacam macam. Nenek moyang kita dahulu, tiga setengah abad dijajah, usianya bisa panjang. Generasi Bapak Haji Darwin (salah satu dosen FH UII) sebagai salah satu orangtua yang mersakan bahwa zaman dulu itu banyak istiqomah, banyak puasa. Karena apa? Tidak ada yang dimakan, maka jarang ada penyakit. Sehingga tidak ada penyakit demam berdarah, wong balung tok (hanya terdapat tulang dalam tubuh). Dan banyak zikir malam, tidak bisa tidur, karena lapar”, lanjut Ustaz Saebani. F berikutnya adalah friksi. Beliau menyatakan bahwa saat ini banyak terjadi perpecahan, sebagaimana yang disampaikan oleh beliau “Sekarang ini semangatnya berbeda, maka banyak orang yang mencari perbedaan satu sama lain. Sehingga agamanya sama, dimusuhi karena apa? Karena partainya berbeda. Partainya sama tetapi dimusih karena apa? Pendapatannya berbeda. Sehingga, yang terdapat dalam hidup adalah ketidaknyamanan”. Ustaz Saebani mennutup pembahasan gerakan isti’adzah dengan mengatakan bahwa F yang terakhir adalah Fashion.
Selain gerakan isti’adzah, Ustaz Bani juga menjelaskan tentang gerakan tajdid, yaitu membiasakan yang benar bukan membenarkan yang biasa. Dilanjutkan penjelasan tentang gerakan muhasabah, yang mengajarkan untuk selalu mengevaluasi diri sehingga tidak pernah merasa puas. Gerakan terakhir untuk mengislamkan orang islam adalah gerakan memanusiakan manusia.
Acara dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh serta Dr. Drs. Muntoha, S.H., M.Ag. dan ditutup dengan pembacaan hamdalah oleh panitia beserta seluruh tamu undangan. Acara disempurnakan dengan makan bersama yang dilakukan di lantai dua Gedung Mohammad Yamin Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia.
Umar Akbar Ramadhani/mARcomm