[KALIURANG]; Tim delegasi mahasiswa Program Studi Hukum Program Sarjana (PSHPS) Fakultas Hukum (FH) Universitas Islam Indonesia (UII), berhasil meraih Juara 1 Lomba Legislative Drafting Fasih Law Fair 2023 bertemakan, “Pentingnya Status Kewarganegaraan Untuk Kepastian Hukum Masyarakat Sipil” yang diselenggarakan oleh DEMA FASIH 2023 Kabinet Satria Wicaksana Universitas Islam Negeri Sayyidina Ali Rahmatullah Tulungagung.
Tim delegasi FH UII beranggotakan lima mahasiswa yang terdiri atas tiga orang angkatan 2020, yakni Ahmad Sulthon Zainawi, Melly Puspita Dewi, dan Deliya Denesta. Lalu adua orang lainnya dari angkatan 2021 yaitu Alvin Daun dan Ratu Monarfha Pricilia. Tim ini diketuai oleh Alvin Daun.
Perlombaan Legislative Drafting terbagi menjadi dua babak. Babak pertama adalah Pemberkasan Legislative Drafting dengan estimasi waktu lima pekan dimulai sejak tanggal pendaftaran 5 Mei-12 Juni 2023. Kemudian, penjurian berkas diselenggarakan selama delapan hari untuk menentukan lima tim yang lolos ke babak selanjutnya. Berkat usaha, ketekunan dan kerja sama yang baik, tim delegasi FH UII berhasil lolos ke babak final.
Penyelenggaraan babak final dilaksanakan secara luring di Gedung Fakultas Syariah & Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sayyidina Ali Rahmatullah Tulungagung pada 23-26 Juni 2023. Mekanisme perlombaan pada babak final, para finalis diberikan kesempatan untuk mempresentasikan berkasnya dengan estimasi waktu 45 menit, terdiri dari 15 menit untuk sesi pemaparan berkas dan 30 menit untuk sesi tanya jawab.
Perlombaan Legislative Drafting ini adalah suatu pengalaman baru bagi mereka. Segala kesulitan mereka hadapi dengan ketekunan serta bantuan dari beberapa senior dan dosen FH UII yang pernah memiliki pengalaman dalam bidang ini untuk mengoreksi, memberikan kritik dan saran yang membangun pada saat pemberkasan.
Pada proses jalannya perlombaan sendiri, Alvin Daun mengakui bahwasannya diperlukan diskusi yang sangat intens dalam merumuskan Rancangan Undang-Undang terkait tema yang dibawakan. Terlebih bagi angkatan 2021 yang belum mendapatkan mata kuliah Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Namun, hal itu justru menjadi tantangan yang memicu keseruan tersendiri bagi mereka untuk saling bertukar pikiran dan beradu gagasan satu sama lain melalui kerja sama tim serta bonding yang baik.
Menurutnya, perlombaan bukanlah ajang untuk sekedar mencari gelar juara semata, perlombaan adalah bagaimana proses untuk tumbuh dan bertanggung jawab atas amanah dan nama baik kampus yang memberikan kesempatan untuk membawa nama FH UII pada kancah nasional. Doa dan ikhtiar merupakan pondasi yang utama dalam jalannya proses perlombaan.
Melalui pesannya, Alvin Daun menyampaikan, “Terus jaga api semangat untuk teman-teman semua selama menempuh studi dan berani untuk mengambil kesempatan berkompetisi, setidak-tidaknya untuk menguji sejauh mana pembelajaran yang diserap selama menghadiri ruang-ruang akademisi di kampus perjuangan FH UII. Adapun PR selanjutnya adalah, dengan adanya gelar Juara, upaya mempertahankannya akan jauh lebih sulit daripada mendapatkan juara itu sendiri. Stay hungry, stay foolish, masih banyak kesempatan emas menunggu lagi di masa yang akan datang. Jadi, jangan lupa untuk terus menjaga api semangat dan ambisi mengharumkan nama FH UII. Cara paling mudahnya adalah dengan aktif berdiskusi di ruang kelas dan menghadiri kesempatan mengasah diri melalui serangkaian kegiatan yang dihadirkan KM FH UII melalui Lembaga, UKM, maupun study club FH UII.”