Kami Persilahkan Saudara menuliskan artikel, berita, cerita nasihat dapat pula agenda kegiatan yang akan dilaksanakan untuk dapat dipublikasikan khususnya berhubungan dengan Kegiatan Pembelajaran di Fakultas Hukum UII.

The Young Researcher of The Year

“Pak!, Alhamdulillah saya memenangkan penghargaan “The Young Researcher of The Year” in International Research Competition 2018 in Singapore, demikian yang dikatakan SYAHDHAN DWI RAHMATULLOH (15410116) Mahasiswa FH UII Angkatan 2015 yang saat ini masih di Singapura.

Read more

Pengajian Pasten ’86

Yogya 910/11) Alumni FH UII Angkatan ’86 menyelenggarakan Pengajian PASTEN. Pasten disingkat dari kalimat PASeduluran TENan. Pengajian yang dilaksanakan Perdana pada Sabtu, 10 November 2018 di kediaman Teguh Sri Raharjo. Diharapkan Angkatan ’86 baik Kelas A maupun Kelas B dapat bergabung bersama dalam satu wadah PASTEN 86. Read more

Lawu, (10/11) Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban Republik Indonesia (LPSK RI) bekerjasama dengan Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Fakultas Hukum UII (LKBH/PKBH FH UII) menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Peran LPSK dalam Penegakan Hukum di Indonesia. Kegiatan ini diselenggarakan Jum’at, 9 November 2018 selepas Ibadah Jum’at di Auditorium PKBH FH UII, Jl. Lawu No. 3 Kotabaru Yogyakarta. Read more

ERLAN NOPRI S.H., M.HUM., C.L.A., C.R.A (Advocates-Receiver & Administrator for Bankruptcy- Legal Consultans-Mediator- Legal Auditor)

Jangan tanyakan apa yang sudah negara berikan kepadamu namun tayakan pada dirimu apa yang sudah kamu berikan untuk Negaramu – John Fitzgerald Kennedy

Dengan kalimat tersebut, pria kelahiran Batu Raja pada tanggal 26 November 1977 dengan nama Erlan Nopri atau kerab disapa Bang Erlan, atau disapa dengan nama Nopri oleh Prof Ridwan dan Prof Ni’matul Huda mulai mengawali kisah panjang cerita hidupnya, bukan tanpa sebab perjalanan pria berumur 40 tahun ini sangatlah luar biasa, bang erlan adalah Alumnus FH UII angkatan 1997 ia merupakan anak terakhir dari tujuh bersaudara. Sejak kecil ditempa dan didik oleh orang tuanya untuk menjadi seorang yang disiplin dan bertanggung jawab serta memiliki tekad yang kuat untuk mengejar cita-citanya. Read more

Alhamdulillahirobbil alamiin. Tim FH UII juara 1 sebagai best memorial dalam Kompetisi International Humanitarian Law Moot Court Competition di Bandung. Terimakasih atas dukungan Bapak Ibu sekalian wabil khusus pembimbing Prof Sefriani, Christopher Cason, Fasya, Haekal, Yaries, shawfa.

Congratulations!

For the team who just won the Best Memorial at the 13th Indonesian National Round International Humanitarian Law Moot Court Competition 2018, University of Catholic Parahyangan, Bandung, 2-4 November 2018.

Team: Muhammad Rafi (IP Student Ridwan No: 16410171) and Ardya Syafhana (IP Student No: 16410028)

Team Advisor: Prof. Dr. Sefriani, SH, MHum, Christopher C. Cason, JD, Fasya Addina, SH, Uni Tsulatsi Putri, SH, Shawfa Ata Taqiya, SH, and other contributors who directly and indirectly support the team during the preparation

Jurnal FH UII juara 2 lomba pengelolaan jurnal terakreditasi terbaik tingkat nasional yg diselenggarakan oleh MK RI

Alhamdulillah wa syukrulillah… Tahniah untuk Prof. Ni’mah dan teman-teman pengelola jurnal… Semoga tetap barokah dan selalu menginspirasi… Aamiin Ya Rabb

 

FH UII Mengadakan  Kuliah Lapangan (Field Study) Mata Kuliah Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Republik Indonesia (DPR-RI) Jakarta

JAKARTA (Fakultas Hukum UII) – Pada hari Senin 22 Oktober 2018 Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia telah melaksanakan kegiatan field study (Kuliah Lapangan) ke Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada (DPR RI) dengan tema “Revitalisasi Fungsi Legsilasi Dewan Perwakilan Rakyat Dalam Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan). Field study ke DPR RI Jakarta merupakan salah satu bagian dari perkuliahan Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan guna memberikan materi tambahan untuk membantu menciptakan sumber daya manusia, khususnya lulusan FH UII yang handal dalam bidang pembentukan peraturan perundang-undangan sehingga dapat menerapkan dalam praktik yang sebenarnya. Read more

Klinik Etik dan Hukum FH UII Dokumentasikan Gelar Peradilan Semu untuk Komisi Yudisial

Klinik Etik dan Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (KEH FH UII) mengadakan peradilan semu pada Sabtu (27/10). Peradilan semu yang dilakukan sebagai salah satu agenda dari program KEH yang bekerja sama dengan Komisi Yudisial (KY) Republik Indonesia. Pelaksanaan peradilan semu tersebut melibatkan 28 mahasiswa peserta program KEH tahun 2018. Read more

Belajar Pendidikan Kewarganegaraan, Smpit Muhammadiyyah An-Najah Klaten Kunjungi FH UII

Keberadaan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH UII) sebagai institusi pendidikan kembali mendapatkan respon positif dari masyarakat. Setidaknya sebanyak 43 siswa dari SMPIT Muhammadiyyah An Najah Klaten mengunjungi FH UII guna melaksanakan kunjungan belajar di lapangan, pada Selasa (16/10) di Ruang Sidang Utama Lantai 3. Kunjungan tersebut dilakukan sebagai pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMPIT Muhammadiyyah An Najah. Read more

Prof. Dr. Sefriani, S.H., M.Hum. Guru Besar UII ke 16

Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII), Dr. Sefriani, S.H., M.Hum. berhasil menyandang gelar Guru Besar dalam bidang Ilmu Hukum Internasional. Capaian ini menjadikannya sebagai Guru Besar ke-16 di lingkungan UII.

Pengangkatan sebagai Guru Besar ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI pada Selasa (16/10), di Gedung Prof. Dr. Sardjito UII, oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLPT) Wilayah V Yogyakarta, Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES., DEA., kepada Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. dan diserahkan kepada Dr. Sefriani, S.H., M.Hum.

Dalam sambutannya Bambang Supriyadi menuturkan, sampai saat ini jumlah Guru Besar di LLPT Wilayah V Yogyakarta masih rendah. Hal ini mengingat dari jumlah keseluruhan dosen sekitar 7500 orang, yang menjadi Guru Besar dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS) hanya 56 orang.

“Kami sebenarnya setiap tahun paling tidak dua kali membuat workshop penulisan karya ilmiah untuk peningkatan jabatan. Disitu di undang bagian SDM serta beberapa contoh dari dosen yang siap menjadi Guru Besar,” ujarnya.

Bambang Supriyadi menambahkan, saat ini pengajuan sebagai Guru Besar jauh lebih sulit dibanding dengan sebelumnya. Tata cara penilaian jauh lebih teliti, tidak boleh terindikasi plagiasi, kecocokan antara tinjauan pustaka dengan daftar pustaka, serta apakah subtansi sama dengan bidang keahliannya.

“Jadi sekarang disatu sisi kita mendorong (dosen) supaya bisa mengajukan Guru Besar, namun di sisi lain tim penilai kami juga harus hati-hati, agar jangan sampai nantinya kalau sudah dikirim ke Jakarta dikembalikan lagi,” tandasnya.

Sementara Fathul Wahid dalam sambutannya menyinggung beberapa peran Profesor atau Guru Besar. Menurutnya ada tiga kata kunci yakni pertama terkait profesorship, academic citationship dan intelectual leadership.

Fathul Wahid memaparkan, Profesor Brush dari University of Bristol setelah mewawancarai sekitar 30 Profesor di United Kingdom (UK) menemukan bahwa seorang Profesor selain memiliki kualitas personal, juga harus menyeimbangkan antara kebebasan dan tanggung jawab.

Disampaikan Fathul Wahid, kualitas personal yang ditemukan Profesor Brush tersebut yaitu reciliency (ketahanan), confidence (kepercayaan diri) dan assertiveness (ketegasan). Posisi Profesor harus bisa merefleksikan keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab. Kebebasan ini meliputi kredibilitas, kemandirian intelektual dan menentukan lingkup penelitiannya sendiri.

“Sedangkan untuk tangung jawabnya meliputi menarik dalam penelitian, diseminasi ide intelektual secara luas dalam ranah publik, serta terlibat aktif dalam memecahkan masalah-masalah publik. Kalau semua ini dilakukan, profesorship bukanlah menjadi tujuan tetapi justru menjadi modal berbuat lebih banyak untuk umat,” jelasnya.

Sementara disampaikan Sekretaris Yayasan Badan Wakaf UII, Dr. Syamsudin, S.H., M.H., Guru Besar merupakan ‘makhluk langka’. Ia mengatakan demikian setelah membaca data kepangkatan di UII serta data secara nasional. “Di UII sendiri dari 675 dosen, hanya 16 orang yang Profesor, sekitar 2.3% saja. Sedangkan yang berpotensi untuk menjadi Guru Besar, artinya sudah Doktor juga Lektor Kepala ada sekitar 83 orang,” ungkapnya.

diterbitkan di http://uii.ac.id

Read more